29.11.05

imel dari seorang "sobat"

Menjadi karang-lah, meski tidak mudah. Sebab ia 'kan menahansengat binar mentari yang garang. Sebab ia 'kan kukuh halangideru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah. Sebab ia 'kanmelawan bayu yang keras menghembus dan menerpa dengan dinginyang coba membekukan. Sebab ia 'kan menahan hempas badai yangdatang menggerus terus-menerus dan coba melemahkanketeguhannya. Sebab ia 'kan kokohkan diri agar tak mudahhancur dan terbawa arus.Sebab ia 'kan berdiri tegakberhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad, tanpa rasa jemudan bosan. Menjadi pohon-lah yang tinggi menjulang, meski itutidak mudah. Sebab ia 'kan tatap tegar bara mentari yang terusmenyala setiap siangnya. Sebab ia 'kan meliuk halangi anginyang bertiup kasar. Sebab ia 'kan terus menjejak bumi hadapigemuruh sang petir. Sebab ia 'kan hujamkan akar yang kuatuntuk menopang. Sebab ia 'kan menahan gempita hujan yang cobamerubuhkan. Sebab ia 'kan senantiasa berikan bebuahan yangmanis dan mengenyangkan. Sebab ia 'kan berikan tempat bernaungbagi burung-burung yang singgah di dahannya. Sebab ia 'kanberikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunnya. Menjadipaus-lah, meski itu tak mudah. Sebab dengan sedikitkecipaknya, ia akan menggetarkan ujung samudera. Sebab besartubuhnya 'kan menakutkan musuh yang coba mengganggu. Sebabsikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya. Menjadielang-lah, dengan segala kejantanannya, meski itu juga tidakmudah. Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit.Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebabia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru. Sebabia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia haruskembali ke sarang dengan makanan di paruhnya. Sebab ia harusmenukik tajam mencengkeram mangsa. Sebab ia harus menjelajahcakrawala dengan kepak sayap yang membentang gagah. Menjadimelati-lah, meski tampak tak bermakna. Sebab ia 'kan tebarharum wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia begitu putih,seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin denganmungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yangmembuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yangmerekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahariyang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri padaanggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulipyang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu karena pahamihakikat hidupnya. Menjadi mutiara-lah, meski itu tak mudah.Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab ia begitusulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begituberharga. Sebab ia begitu indah dipandang mata. Sebab ia tetapbersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam. Menjadikupu-kupulah, meski itu tak mudah pula. Sebab ia harusmelewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini. Sebabia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyidan menahan diri dari segala yang menyenangkan, hinggakemudian tiba saat untuk keluar. Karang akan hadapi hujan,terik sinar mentari, badai, juga gelombang. Elang akanmenembus lapis langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi dantak pernah lelah untuk terus mengembara dengan bentangansayapnya. Paus akan menggetarkan samudera hanya dengan sedikitgerakan. Pohon akan hadapi petir, deras hujan, silau matahari,namun selalu berusaha menaungi. Melati ikhlas 'tuk selalumenerima keadaannya, meski tak terhitung pula bunga-bunga laindengan segala kecantikannya. Kupu-kupu berusaha bertahan,meski saat-saat diam adalah kejenuhan. Mutiara tak memudarkelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di kiri-kanan,depan dan belakang. Tapi karang menjadi kokoh dengan segalaujian. Elang menjadi tangguh, tak hiraukan lelah tatkalaterbang melintasi bermilyar kilo bentang cakrawala. Pausmenjadi kuat dengan besar tubuhnya dalam luas samudera. Pohontetap menjadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melatimenjadi bijak dengan dada yang lapang, dan justru terlihatindah dengan segala kesederhanaan. Mutiara tetap bersinardimanapun ia terletak, dimanapun ia berada. Kupu-kupu hadapicerah dunia meskipun lalui perjuangan panjang dalamkesendirian. Menjadi apapun dirimu..., bersyukurlah selalu.Sebab kau yang paling tahu siapa dirimu. Sebab kau yakinikekuatanmu. Sebab kau sadari kelemahanmu. Jadilah karang yangkokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yangmenjulang dengan akar menghujam, melati yang senantiasamewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu, atau apapun yang kaumau. Tapi, tetaplah sadari kehambaanmu.

*setelah sekian lama menghilang....*

0 Comments:

Post a Comment

<< Home