28.3.06

Terima Kasih Bunda.......

Di dalam rumah selalu berlangsung hal-hal luar biasa yang sering kita lupa. Saya kutip saja salah satu darinya, yakni saat melihat ibu-ibu melayani anak-anaknya. Ibu itu bisa ibu kita sendiri yang melayani kita, anak-anaknya, bisa pula ibu itu adalah istri dari para suami yang tengah melayani anak-anaknya. Dan bisa jadi suami itu adalah saya dan Anda, lelaki yang bersentuhan dengan pengalaman seperti saya.

Ada banyak pelayanan kaum ibu kepada anaknya. Tapi ambillah salah satu satu saja, di meja makan misalnya. Perjamuan di meja makan adalah serangkaian dari mata rantai yang panjang. Bagi seorang ibu tanpa pembantu seperti istri saya misalnya, persiapan menuju meja makan itu malah membutuhkan mata rantai yang lebih panjang lagi.

Ia mulai dari pergi belanja, meracik sendiri, mencuci, merebus, menggoreng, mengaduk, mengulek, menyedu…. Semakin banyak ragam makanan yang disediakan, makin panjang mata rantainya. Padahal yang disebut banyak dan panjang itu, di meja makan ketemunya pendek dan sedikit saja. Ia cuma bisa berupa nasi, sayur, gorengan dan sambal. Tapi betapa lama proses sebuah sambal. Di dalamnya ada cabe yang harus dipotong, diduduki dan di goreng, Ada bawang merah, tomat, terasi dan garam yang harus diramu dan diulek. Untuk mengubas bawah merah pun, seorang istri bisa harus bersimbah air mata. Dan itu baru cukup untuk menghasilkan sambal.

Belum untuk mengoreng lauk tambahan. Giorengan paling sederhana sekalipun, tempe misalnya. Di dalam tempat harus ada bawang putih, ketumbar dan garam yang perlu dihancurkan, dikucuri air dan baru kemudian si tempe dicelup untuk dilempar ke penggorengan. Itu baru tempe. Jika yang digoreng adalah ikan, maka prosedurnya bisa lebih panjang. Si ikan harus dibersihkan seluruh isi perutnya, dikerik sisiknya dan dipotong kalau kebesaran.

Padahal seluruh kesibukan itu baru menghasilkan dua golongan yang belum cukup untuk kelayakan jamuan makan karena baru ada tempe dan sambal. Untuk sayur, yang jenis sederhana, lodeh misalnya, bukan main rumit adonannya. Kelapa harus diparut, diperas santannya. Beragam sayuran harus dicuci, diiris dan diaduk-aduk. Bawang merah harus dikupas
dan digoreng, ada kencur, gula merah. Belum ada jenis keluarga yang menyukai watak penyedap rasa, tapi menolak penyedap rasa instan. Dibutuhkan ramuan alamiah yang rumit untuk menciptakan penyadap rasa jenis ini. Pendek kata, adonan sayur sederhana, membutuhkan kerepotan yang begitu gaduhnya.

Dan jika semuanya sudah siap, bukan berarti si ibu ini bisa langsung makan. Ia butuh meladeni seorang suami dan anak-anaknya lebih dulu. Jika si anak itu masih kecil dan kolokan, ia malah belum mau makan jika belum disuapi. Jadi, untuk sampai di meja makan, perjuangan seorang ibu ini panjang sekali. Lalu kenapa anak-anak, para suami, dan siapa saja dari kita, tidak mengucapkan rasa terimakasih kita secara terbuka kepadanya di saat makan bersama tiba?

Kenapa terhadap pekerjaan yang begitu besarnya, sering kita anggap sebagai soal yang biasa-bisa saja hanya karena ia ibu atau istri kita. Betapa banyak soal-soal berharga yang bertebaran di sekitar kita terlupakan harganya hanya gara-gara kita sudah terbiasa melihatnya. Itulah kenapa kita baru melihat mahalnya sebuah harga ketika ia telah tiada. Dan menganggap mahal segala sesuatu yang sudah tidak tidak ada, bukan cuma terlambat, tapi pasti perbuatan yang sia-sia.

*taken from Serambi

27.3.06

Ramuan Tradisionil Anti-DB

buat teman2 yang punya sodara, temen or sapa aja yang kena Demam Berdarah (DB) mungkin ramuan berikut bisa dijadiin alternatif.......selamat mencoba.

Tapi kalo bisa.....jangan sampai deh kena Demam Berdarah ya.....amiiinnnn.
==============================

Adapun ramuan itu adalah :

1. Daun pepaya tua : 2 lembar
2. Kunyit : 3 - 4 buah
3. Temu ireng : 2 - 3 buah
4. Daun meniran : 3 - 4 pohon (banyak tumbuh ditempat yang lembab, daunnya mirip daun duri yang ketika tersentuh kemudian menutup, tapi dibalik daun itu ada bintik bintik sebesar menir (beras))
5. Garam secukupnya.

Dicuci bersih, di blender, berikan air segelas, diperas dan diminum setiap 4 jam sampai pulih. Ramuan ini tidak ada effek sampingan.

Fungsi masing masing ramuan:
1. Daun pepaya, untuk membunuh virus
2. Kunyit sebagai anti biotik
3. Temu ireng menyembuhkan luka lambung, sekaligus menaikkan nafsu makan
4. Daun meniran untuk menaikkan trombosit.
5. Garam untuk menaikkan tekanan darah.


*taken from FT-Untan

25.3.06

Jangan Tunda Esok

iseng bongkar2 file di folder lama....eh nemu tulisan ini...tapi dah lupa dapat dari mana....bolak-balik baca nya....tetap aja bikin merinding...hm coba aja baca....moga bermanfaat

=============================

Cinta di senja pernikahan


"Setelah 21 tahun menikah, saya tiba-tiba menemukan cara baru dalam menyalakan api cinta kami. Api yang muncul tak terduga, dari orang-orang yang begitu berharga, tapi jarang saya sadari kehadirannya, karena terlalu terbiasa."

Beberapa waktu lalu istri saya mengusulkan agar saya berkencan dengan seorang perempuan lain, besok malam.

"Kamu akan mencintainya," kata istri.

"Apa-apaan sih," protes saya. "Mengapa kamu tidak ikut?"

"Itu acara kamu berdua dengan dia," jawab istri

Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang telah menjanda selama 19 tahun belakangan ini. Saya jarang menemuinya karena kesibukan kerja dan mengurus tiga anak kami. Malam itu saya telepon ibu, mengajaknya makan malam dan nonton film. Berdua saja.

"Ada apa dengan istrimu?" kata ibu dari ujung telepon.

Ibu saya adalah tipe yang selalu curiga kalau menerima telepon di tengah malam atau undangan yang datangnya tiba-tiba. Bagi dia, itu pasti akan membawa berita buruk.

"Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-sekali ke luar berdua saja," jawab saya.

"Ibu mau sekali," jawabnya setelah terdiam beberapa lama.

Aha, dia masih curiga. Besok malam, sepulang kantor saya ke rumah ibu. Dia terlihat agak senewen tapi berdandan resmi sekali. Ibu jelas telah menata rambutnya di salon, dan dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta ulang tahun perkawinan yang terakhir ketika ayah masih hidup. Ibu menyambut saya dengan senyum lebar.

"Saya bilang ke kawan-kawan tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu seraya masuk mobil. "Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya."

Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan, menyenangkan. Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan, persis seperti first lady. Jalannya anggun. Saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanya walau dengan kacamata tebal. Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke ibu. Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih.

"Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil," katanya.

Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu," jawab saya.

Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari. Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai kami terlambat untuk menonton film. Mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata, "Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar." Saya setuju.

"Bagaimana kencanmu?" tanya istri saya di rumah.

"Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomongin apa."

Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung. Begitu tiba-tiba kejadiannya, saya tidak sempat berbuat apa-apa untuk menolongnya. Satu minggu berlalu, sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu dan saya makan malam. Surat itu dilampiri kopi tanda lunas. Ada selembar kertas diselipkan di situ, bertuliskan:

Ibu sudah bayar makan malam kita karena rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi. Walaupun begitu, ibu sudah bayarkan untuk dua orang, barangkali untuk kau dan istrimu. Anakku, besar sekali arti undanganmu malam itu."

Pada detik itulah saya mengerti apa pentingnya arti bahwa kita mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaan kita itu. Mengatakan pada orang yang kita sayangi bahwa kita sungguh mencintainya, selagi kita sempat. Karena itu, katakanlah cinta, jangan pernah menunggu nanti. Siapa tahu, ketika cinta itu kita tahan, saat akan mengucapkan, orang itu telah tak ada lagi.

*NN

22.3.06

Surat seorang costumer yang melaporkan adanya bug pada system yang di instal beberapa waktu lalu....begini bunyi suratnya :

===========================
Dear Tech Support:

Last year I upgraded from Girlfriend 7.0 to Wife 1.0.
I soon noticed that the new program began unexpected
child processing thattook up a lot of space and valuable resources.
In addition, Wife 1.0 installed itself into all other
programs and now monitors all other system activity.
Applications such as Poker Night 10.3, Football 5.0,
Hunting and Fishing 7.5, and Racing 3.6 no longer run,
crashing the system whenever selected.

I can t seem to keep Wife 1.0 in the background while
attempting to run my favorite applications. I m
thinking about going back to Girlfriend 7.0, but the
uninstall doesn t work on Wife 1.0. Please help!

Thanks,
A Troubled User.
______________________________________

REPLY:

Dear Troubled User:
This is a very common problem that men complain bout.
Many people upgrade from Girlfriend 7.0 to Wife 1.0,
thinking that it is just a Utilities and Entertainment
program. Wife 1.0 is an OPERATING SYSTEM and is
designed by its Creator to run EVERYTHING!!! It is
also impossible to delete Wife 1.0 and to return to
Girlfriend 7.0. It is impossible to uninstall, or
purge the program files from the system once
installed.

You cannot go back to Girlfriend 7.0 because Wife 1.0
is designed to not allow this. Look in your Wife 1.0
manual under Warnings-Alimony-Child Support. I
recommend that you keep Wife1.0 and work on improving
the situation. I suggest installing the background
application "Yes Dear" to alleviate software
augmentation.

The best course of action is to enter the command
C:\APOLOGIZE because ultimately you will have to give
the APOLOGIZE command before the system will return to
normal anyway. Wife 1.0 is a great program, but it
tends to be very high maintenance. Wife 1.0 comes with
several support programs, such as Clean and Sweep 3.0,
Cook It 1.5 and Do Bills 4.2.

However, be very careful how you use these programs.
Improper use will cause the system to launch the
program Nag, Nag 9.5 . Once this happens, the only way
to improve the performance of Wife 1.0 is to purchase
additional software. I recommend Flowers 2.1 and
Diamonds 5.0! WARNING!!! DO NOT, under any
circumstances, install Secretary With Short Skirt 3.3.
This application is not supported by Wife 1.0 and will
cause irreversible damage to the operating system.

Best of luck,
Tech Support

=======================

*taken from Katagori Komputer

16.3.06

Cerita dengan huruf "T"

lucu juga nih cerita...dapat lagi iseng "jalan2"
jadi pengen bagi kelucuan nya....moga temen2 yang mampir bisa tertawa
paling tidak tersenyum setelah baca ceritanya....
lumayan buat obat suntuk....

thx buat yang dah punya ide bikin cerita nya....mr.NN
selamat membaca n tersenyum...heueuehue


Cerita dengan huruf "T"

"Tukang tempe tertantang tukang tahu"

Takkala temperatur terik terbakar terus, tukang tempe tetap tabah,
"Tempe-tempe", teriaknya. Ternyata teriakan tukang tempe tadi terdengar
tukang tahu, terpaksa teriakannya tambah tinggi, "Tahu-tahu-tahu!"

"Tempenya terbaik, tempenya terenak, tempenya terkenal!!", timpal
tukang tempe. Tukang tahu tidak terima,"Tempenya tengik, tempenya
tawar,tempenya terjelek!"

Tukang tempe tertegun, terhenyak, "Teplakkk...!" tamparannya tepat
terkena tukang tahu. Tapi tukang tahu tidak terkalahkan, tendangannya
tepat terkena tulang tungkai tukang tempe.

Tukang tempe terjengkang tumbang! Tapi terus tegak, tatapannya
terhunus tajam terhadap tukang tahu. Tetapi, tukang tahu tidak
terpengaruh tatapan tajam tukang tempe tersebut, "Tidak takut!!!"
tantang tukang tahu.

Tidak ternyana tangan tukang tempe terkepal, tinjunya terarah, terus
tonjokkannya tepat terkena tukang tahu, tak terelakkan! Tujuh
tempat terkena tinjunya, tonjokan terakhir tepat terkena telak.

Tukang tahu terjerembab. "Tolong... tolong... tolong...!", teriaknya
terdengar tinggi. Tetapi tanpa tunda tempo, tukang tempe teruskan
teriakannya, "Tempe... tempe.... tempe...!

~selesai~

14.3.06

~kosong~

benar-benar dah...spechless....males bener sih mau isi blog...padahal banyak banget yang mau di tulis...banyak hal..tentang kerjaan...teman..sahabat..prend...dan juga ttm...hueheuheue....pa lagi tentang si penyempurna jiwa....tapi kok malah bingung mo nulis apa.....apa karena kebanyakan ide tadi ya....huuuuhhhhhhhhh!!

tapi akhir2 ini mang bawaan nya bad aja...males ngapa2in...pengen nya tidur...tapi kalo sengaja di bawa tidur....malah ngak bisa2 tidur... hiks...

mana kalo malam tidur nya pasti malam, padahal dah di sengaja tidur awal....paginya jadi kesiangan (sori BOS ngak pernah apel lagi...hehehue).....

yaaaaaaaaaaaa..................

boseeennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
jadi pengen berubah...........BERUBAHHHH!!!!!!!!!!!!

lo kok malah jadi GABAN........Power Rangers napa....... :p~

huaaammmmmmmmmmmmmmmmmmmm